MENGHADAPI ERA PERSONALISASI AI 5.0: WORKSHOP CPMS BAHAS KECERDASAN BUATAN UNTUK PERGURUAN TINGGI

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) merupakan terobosan terbaru dalam perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, menawarkan berbagai peluang dalam menggantikan pekerjaan manusia. Dengan kecerdasan layaknya manusia, seperti persepsi visual, pengenalan suara, dan penerjemahan bahasa, AI juga dapat dimanfaatkan di dunia pendidikan, terutama di perguruan tinggi. Di Indonesia, penggunaan ChatGPT sebagai salah satu bentuk AI telah marak, namun dalam konteks perguruan tinggi, penggunaan ChatGPT seringkali dianggap sebagai praktik yang tidak etis terkait dengan originalitas ide atau karya akademik. Oleh karena itu, pemahaman tentang pemanfaatan AI dalam dunia pendidikan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.

Melalui Workshop: Intro to Artificial Intelligence yang dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Maret 2023 di Ruang 3201, Gedung 3, FISIP UNPAR, kegiatan ini diselenggarakan oleh Center for Public Policy & Management Studies (CPMS) yang diketuai oleh Tutik Rachmawati, Ph,D. dan dipandu oleh para dosen Administrasi Publik FISIP UNPAR, yaitu Jeffri Yosep Simanjorang, S.Kesos., M.Sos & Muhammad Maulidza, S.AP., MPM., untuk memperkenalkan manfaat dan penggunaan Kecerdasan Buatan di perguruan tinggi dengan berbagai jenis AI yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas akademik baik bagi pengajar maupun mahasiswa (misalnya untuk penulisan esai (essay writing)  atau mendukung penelitian).

Tidak hanya itu, workshop ini diselenggarakan untuk mendiskusikan:

  1. Contoh-contoh Penggunaan AI untuk pekerjaaan akademik;
  2. Etika dalam penggunaan AI; dan
  3. Bagaimana dosen/pengajar dapat memfasilitasi penggunaan AI yang etis dalam pekerjaan akademik

Dimulai dari penjelasan oleh Muhammad Maulidza, S.AP., MPM., agenda workshop membahas perkembangan teknologi AI menjadi hal yang tak bisa diabaikan dalam dunia akademik. Seperti halnya jika dosen belum menerapkan teknologi AI secara optimal, maka mahasiswa akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat dari teknologi tersebut, membuat mereka tertinggal dalam perkembangan zaman dan menurunkan standar kualitas mahasiswa. Selain itu, penggunaan teknologi AI oleh mahasiswa jika tanpa pengetahuan dari dosen dapat mengakibatkan kesenjangan pemahaman, terjadinya kecurangan akademik, dan ketergantungan yang membuat kemampuan akademik mahasiswa menurun.

Sesi pertama yang dipandu oleh Kang Maul ini, menghadirkan penjelasan yang menarik, mengenai paradigma revolusi industri yang mempengaruhi dunia pendidikan dari masa ke masa. Dimulai dari Revolusi Industri 1.0: Mekanisasi, di mana pendidikan pertama kali menghadapi produktivitas kegiatan akademik dengan tulisan manual pada buku dan papan tulis kapur. Kemudian, pada Revolusi Industri 2.0: Elektrifikasi, menghadirkan penggunaan komputer, penyimpanan file melalui disket, dan penggunaan alat elektronik untuk meningkatkan produktivitas kegiatan akademik. Selanjutnya, pada Revolusi Industri 3.0: Otomatisasi, pengenalan penggunaan laptop sebagai komputer portabel dan penggunaan CD dan DVD Writer sebagai media penyimpanan file dalam kegiatan akademik. Dan kini, dalam era Revolusi Industri 4.0: Digitalisasi yang kita alami saat ini, menjadi kunci dengan penggunaan perangkat yang saling terhubung, dengan adanya penyimpanan data di cloud, dan internet of things (IoT). Lalu di masa baru yang akan kita hadapi, di era Revolusi Industri 5.0: Personalisasi, menjadi kunci dalam memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan produktivitas dalam konteks akademik, dengan catatan bahwa dunia pendidikan di Indonesia harus mampu siap dalam menghadapi era 5.0.

Pada sesi kedua workshop ini, Jeffri Yosep Simanjorang, S.Kesos., M.Sos. mengulas tentang konsep Kecerdasan Buatan (AI) sebagai sistem komputer yang dirancang sebagai muatan manusia. Di dalam sesi tersebut, peserta mendapatkan pemahaman tentang pengenalan ucapan dan suara, serta bahwa AI bisa berbentuk gambar, teks, dan audio. Selain itu, Jeffri juga membahas bagaimana AI dapat merubah cara orang beraktivitas dan menggali bagaimana AI tidak bisa dihindari, bahkan menjadi pusat perhatian. Tidak hanya itu, Jeffri juga menyebutkan beberapa aplikasi AI populer seperti Grammarly, Paperpal, dan Canva yang bisa digunakan oleh akademisi dalam menjalankan aktivitas akademik mereka.

Dalam sesi yang dipandu oleh Kang Jeffri, para peserta diajak untuk belajar bersama dalam menggunakan ChatGPT, sebuah teknologi AI yang bisa memperkaya kreativitas menulis. Workshop ini menawarkan berbagai kegiatan seru, mulai dari membuat cerita pendek dari novel, merangkum artikel atau buku, menghadapi tantangan dalam memperkenalkan tulisan, mengembangkan studi kasus, mengembangkan ide tulisan, hingga meminta review terhadap tulisan yang telah dibuat. Dengan bimbingan dari Jeffri, peserta akan menjelajahi potensi baru dalam menulis dengan bantuan AI, yang akan membuka pintu menuju masa depan menarik bagi dunia tulis-menulis.

Namun, implementasi teknologi AI dalam dunia akademik juga memiliki beragam manfaat yang perlu dipahami bersama. Penggunaan AI dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas baik bagi pengajar maupun mahasiswa. AI juga dapat membantu personalisasi pembelajaran dengan memantau kemajuan mahasiswa dan memberikan materi yang sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan belajar mereka. Selain itu, AI juga memberikan akses pendidikan yang lebih luas dan merata, tanpa terbatas oleh jarak maupun biaya, serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan solusi yang lebih baik untuk masalah-masalah pembelajaran yang kompleks dan kontemporer.

Oleh karena itu, perlu ada perencanaan bersama antara dosen dan mahasiswa dalam menghadapi era teknologi ini. Menyusun pelatihan dan pendidikan AI untuk dosen maupun mahasiswa menjadi hal yang penting. Begitu juga dengan penyusunan formulasi kebijakan dan pedoman penggunaan AI dalam dunia akademik. Dengan demikian, penggunaan teknologi AI dalam dunia pendidikan dapat dijalankan dengan optimal dan memberikan manfaat yang maksimal bagi pengajar maupun mahasiswa.

Harsa Alamsyah 
Biro Medkominfo HMPSAP 2023